Semester 4 sudah berlalu. Nilai-nilai sudah keluar tinggal Budaya Jerman Kontemporer, Morfologi Sintaksis dan Kebudayaan Indonesia. Takuuuut banget. IPK udah terjun payung, menukik tajam. Sakit. Semoga nilai yang belum keluar membawa angin segar di tengah-tengah kehausan yang melanda dunia per-nilai-an semester ini.
Banyak yang masih tertahan di tahun ini. Tetapi, anak-anak yang pintar, yang sedari dulu terlihat selalu tidak tahu apa-apa namun, sebaliknya semua pelajaran sudah dipahat di kepalanya, bisa melenggang bebas. Meninggalkan tahun kedua. Menyapa tahun ketiga, yang menurut kabar burung lebih banyak memberikan ruang untuk bernafas dibanding tahun ini.
Jadi, bagaimana nilai? Apa kabar SIAK-NG? Pertanyaan yang menyesakkan dada.
"Ya, begitulah.."
Nilali-nilai itu seperti roda yang hanya sekali berputar. Mereka turun, turun, turun. Bukan berjalan, tapi terlihat seperti menggelinding. Tidak ada jeda, agar kedua kaki bisa berdampingan sejenak. Mereka terus saja menuruni tangga.
Apa mereka bosan berada di atas terus? Alasan bodoh. Aku tahu penyebabnya. Aku tahu kenapa dia malas merangkak ke atas. Itu karena aku. Aku tidak menemaninya. Aku bahkan meninggalkan dia. Membiarkannya berusaha sendiri. Masih mau mengelak? Tidak bisa!!
Aku mencoba memutar ingatan selama setengah tahun ini. Apa pernah aku membuka SIAK-NG hanya sekedar memandangi nilai-nilai? Tidak pernah! Aku bahkan melupakan password. Lihatkan? Itu salah satu bukti aku sama sekali tidak perduli.
Seharusnya dengan memandang-mandang nilai-nilai itu, bisa sedikit mengetuk pintu otak, agar bisa berpikir jernih. Terlalu banyak haha-hihi, ngomong sana-sini, cekikikan, dan lain-lain. Setiap awal semester selalu ingin berubah. Lebih rajin, lebih bersemangat dan bla,bla,bla. Terlalu banyak mengumbar janji.
Salahku, tidak mengenali diri sendiri. Apa yang diucapkan mulut tidak sesuai dengan kenyataaan. Janji datang pukul 10, malah datang pukul 12. Janji datang 12.30, tetapi datang pukul 11.
Sekarang terserahlah.
Tidak ada orang dilahirkan untuk gagal. Hanya akulah yang kurang berusaha.