Ceritanya berawal dari seorang teman di kampus, bernama Sri Rizky Kesuma (Ussi). Waktu itu kami (saya, Ussie dan Olive, teman yang lain) mendaftar ke Menwa untuk ikut seleksi berpartisipasi dalam SNMPTN. Kebetulan dari kami bertiga yang diterima hanya Ussi. Selamat yaa..
Sebenarnya saya agak kecewa, tetapi, ya sudahlah. Bukan rezekiku berarti. Mungkin ada sumber uang lain yang disiapakan Yang Maha Kuasa di lain kesempatan.
Tiba-tiba oh tiba-tiba...
Ussi menghubungi saya dan minta saya untuk menggantikan dia melakukan tugas, karena ada hal lain yang harus dia kerjakan. Awalnya saya menimbang-nimbang dulu. Apalagi setelah mengetahui ternyata lokasi tugas terletak di Manggarai. HAHA??!! MANGGARAI??!! Oh Gosh, bahkan dari Margonda ke Kelapa Dua saja saya nyasar, gimana ke Manggarai?? Mungkin ga pulang-pulang. Itulah pertimbangan pertama saya.
Berikutnya, untuk mencapai lokasi ujian a.k.a SMA N79 saya harus melewati kuburan!! *horor*
Selain itu, ternyata oh ternyata,, saya harus sudah ada di lokasi pukul 05.00 WIB. Wadduuh, gimana dong inihh?? *jungkir balik.
Setelah melalui pertimbangan (dan satu pun belum ada jalan keluarnya T.T) saya memberanikan diri dan berkata "YA" pada Ussi. *nekat atau bodoh?? entahlah, kadang-kadang seseorang memang harus keluar dari zona nyamannya. Seperti yang sedang saya lakukan. Saya naik bis pukul 04.00 -an pagi dan SENDIRI!! Serius, mungkin terdengar berlebihan, tetapi ini pencapaian terbesar saya di dunia per-transportasi umum-an. Biasanya, kalau tidak bareng teman yaa, tidak kemana-mana. Jauh di lubuk hati terdalam, saya memang ingin melakukan itu. Bukannya bermaksud menantang hidup, tetapi hanya penasaran saja. Apa yang akan terjadi nantinya. Saya hanya pasrah kepada Pencipta dan berpikiran positif.
Mungkin orang lain, yang tidak bisa menilik ruang hatiku akan mengatakan, saya melakukan ini semata-mata hanya untuk uang. Siapa pun anda, yang sempat berpikir seperti itu. Anda tidak salah. Awalnya memang sempat terlintas, hanya untuk uang. Tapi, lalu saya tersadar. Ini bukan hanya soal uang. Ada yang lain yang ingin saya cari. Petualangan,, mungkin.
Malam hari H, saya minta tolong Tulang (om, dalam bahasa Batak) agar mengantar saya ke Pasar Minggu besok dan lusa. Di Pasar Minggu ternyata sudah ada bis bernomor 62 menuju Manggarai dan melewati lokasi. Hari pertama saya tiba di Pasar Minggu pukul 5 kurang.Oia, kartu pengenal dan berkas-berkas lain kan masih di Ussi. Saya masih harus menunggu Ussi dan mengambil segala sesuatunya. 15 menit sebelum setengah enam. Ussi pun muncul. Katanya dia terjebak macet di pasar. Oke! Tanpa ba-bi-bu saya langsung ciao menuju Jembatan Merah. Namanya saja jembatan, padahal ga da jembatan. Apalagi warna merah, nanti malah dikira nyaingin jembatan teksas lagi. LOL. Dan yang dimaksud dengan Jembatan Merah adalah sebuah PASAR TRADISIONAL.
Dua hari berturut-turut saya adalah orang yang selalu datang paling pagi. May I proud of my self?? *tepuk tangan* Karena saya memakai ID Ussi, jadi, mau tidak mau saya akan bernama Sri Rizky K. untuk 2 hari itu. Serius, berasa jadi seperti mata-mata. Ilegal abis. tapi, asyiikk :)
Awalnya, "apalah arti sebuah nama??" Saya menganggap sepele soal nama ini. Saya hanya perlu membiasakan diri. Itu saja! Inilah yang saya pikirkan. Dan saya pun salah. Sekarang saya mengerti kenapa nama itu menjadi penting. Ketika saya mengatakan sesuatu yang oke, dan yang mereka ingat pernah mengatakan itu adalah seorang SRI bukan RINDANG. Saya bertemu orang-orang yang super. Dan yang mereka ingat sebagai saya adalah SRI. Miris. Saya sempat keceplosan, mengatakan nama yang sebenarnya. Dan lihatlah, betapa repotnya saya meralat, memperbaiki dan meyakinkan bahwa nama saya Sri. Gila!!!
Ketikan saya menguping (tepatnya mendengarkan, karena mereka berbincang tepat di samping saya) percakapan 2 orang KR (Koordinator Ruang) bernama Hedwig Hegar Bay dan Janet, keduanya dari Krominologi. Mereka berdua tertangkap mata dan telinga saya sedang membicarakan sesuatu tentang SAYA. Hegar menanyakan apa aktifitas saya selain kuliah Sastra Jerman. Apa hobi saya, dll. Saya hanya menjawab sekenanya. Saya bilang, bahwa saya hanya bergabung dengan ISJ, pernah sekali ikut futsal dan hobi saya tergantung situasi dan kondisi. Saya melakukan banyak hal tapi, mungkinn tidak sepenuh hati. Saya ingin melakukan lebih banyak lagi tanpa menyadari sifat dasar saya. mudah bosan dan plin-plan.
Lalu, mereka bilang, "ada sesuatu dalam diri lo" Saya hanya nyengir dan mengalihkan pembicaraan. Di perjalanan pulang, kalimat itu terbayang di kepala saya. Dan mulai muncul pertanyaan-pertanyaan sederhana tapi tidak mudah bagi saya untuk menjawabnya. Apa benar ada sesuatu dalam pribadiku?? Sesuatu yang spesial dan spesial? Kenapa orang itu, yang belum 36 jam saya kenal, mengatakan itu? Aneh atau hanya kebetulan? Otak saya mulai memainkan sketsa yang mirip sinetron, dan bla,bla,bla. Saya sampai pada kesimpulan, jika saatnya tiba maka si "sesuatu" itu pasti muncul ke permukaan.
Selama dua hari saya mendapat banyak pelajaran. Mulai dari idealismenya Plato, materialismenya Socrates hingga Pak Rektor Megaloman, hanya karena tanda tangannya yang segede gajah. Pohon-pohon raksasa di UI hibah (gratis) dari Afrika Selatan tapi, ongkos angkut mencapai 300 juta/pohon. hhhaaha.. mending tanam jeruk atau jambu atau mangga saja.
Ada juga kejadian lucu. PJL lokasi adalah Bu Margaretha, dosen PFPM Semester 3. Untung dia ga ingat namaku. Dan PAM Material hari kedua adalah Mantek, maba 2010, dan dia mengenali gue (waktu jadi Panitia PSA MABIM FIB) Lagi-lagi saya dilindungi dewi keberuntungan. Dia tidak tau nama ku. Hhaha..
Akhirnya, tugas itu selesai. Saya membantu Ussi dan mendapat sejumlah honor. Terima kasih Tuhan Yesus, karena aku boleh melakukan itu semua. Mission complete !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar